Monday, May 27, 2013

Kulit Kentang Kleci Berpotensi Jadi Obat Kanker

Monday, May 27, 2013
SIapa bilang orang Indonesia nggak peduli kanker ? Mahasiswi S3 UGM, Mutiara Nugraheni, berhasil menemukan khasiat kulit kentang kleci sebagai pencegah tumbuhnya sel kanker. Temuan baru ini membuktikkan bahwa secara ilmiah umbi khususnya kentang hitam memiliki komponen-komponen fungsional dalam penyembuhan penyakit.

Kentang kleci atau Coleus tuberosus adalah kentang berkulit hitam sebesar ibu jari yang banyak ditemui di pasar-pasar tradisional. Jenis umbi ini biasanya hanya dikukus untuk dikonsumsi atau campuran dalam sayuran. Namun ternyata,umbi kecil ini mengandung senyawa antioksidan dan antiproliferasi (antiperbanyakan sel kanker) golongan triterpenic acid.

Mutiara menjelaskan, dari hasil penelitiannya berhasil ditemukan senyawa triterpenic acid yang berupa ursolic acid (UA) dan oleanolic acid (OA). Dari penelitiannya, Mutiara telah melakukan uji aktivitas antiproliferasi terhadap ekstrak umbi kentang hitam, khususnya bagian kulit dan daging dengan sel kanker payudara MCF-7 (Michigan Cancer Foundation-7).



Dengan menggunakan metode MTT Assay, sel kanker tersebut ditempatkan dalam sumuran plat kemudian diberi ekstrak umbi kentang hitam berbagai konsentrasi.

“Sel kanker tersebut diinkubasi selama 72 jam dengan diberi tambahan reagen MTT dengan pengukuran tingkat viabilitas sel dengan ELISA Reader,” ungkap Umar Santoso yang menjadi promotor penelitian mahasiswi Prodi Studi Ilmu Pangan Fakultas Teknologi Pertanian UGM ini.

Ternyata, dari hasil mikroskopik menunjukkan bahwa sel kanker mengalami kerusakan morfologi, fragmentasi DNA, dan kematian sel-sel kanker. Bahkan diketahui pula, bahwa kandungan ursolic acid dan oleanolic acid di kulit umbi ini lebih tinggi dibandingkan dengan dagingnya.

Hasil temuan baru dari pengobatan kanker ini telah dipublikasikan di tiga jurnal internasional yaitu International Food Research Journal, African Journal of Food Science, serta Jornal of Medicine Plants Research. (Olivia Lewi Pramesti – Kompas)

0 comments:

Post a Comment